Sabtu, 09 Januari 2010

Mochtar Mohammad: "Silahkan melapor pada yang berwajib"

Dalam pidato balasan pada Paripurna pengesahan rancangan APBD 2010 Walikota Bekasi Mochtar Mohamad pada tengah malam Rabu (23/12/09) terlihat sangat emosional. Mochtar tampak berkeringat dan berpidato dengan nada tinggi ketika menyinggung tentang Korupsi yang ada di Kota Bekasi.

”Bagi yang menuduh-nuduh adanya korupsi di Kota Bekasi, silahkan mengalaporkan kepada yang berwajib”, ungkapnya dengan nada setengah teriak dalam pidato diluar teksnya. Dia juga menguraikan tentang keberhasilannya mengelola keuangan daerah.

Melihat hal tersebut di atas beberapa kalangan menilai bahwa pidato Walikota Bekasi tersebut mencerminkan bahwa Mochtar Mohamad panik. Langkah-langkah Walikota Bekasi dalam Minggu-minggu ini memang terlihat mengundang banyak pertanyaan.

Diantara langkah-langkah yang diambil antara lain : memperpanjang jabatan Sekda Chandra Utama Effendi hingga 3 kali, serta memperpanjang 2 kepala dinas yang lain ini mengakibatkan regenerasi birokrasi di Pemkot Bekasi mandek. Adanya pengumuman mutasi besar-besaran seluruh jajaran birokrasi pada waktu hampir tengah malam, sehingga banyak orang yang terkena mutasi tidak mengetahhui bahwa mereka telah berpindah tugas.

Hal-hal tersebut menurut beberapa analisa di picu oleh terdengar santernya kabar bahwa Tim KPK tengah mencari berbagai bukti tentang kasus korupsi yang tengah dilaporkan oleh beberapa LSM. Jika Tim KPK telah memegang bukti-bukti yang cukup kuat (setidaknya 2 bukti) maka akan diadakan pemanggilan kepada para pejabat Pemkot Bekasi. [Chan - reporter SB/pks-kotabekasi.com]

Megapolitan News…

Jumat, 25 Desember 2009

Bekasi, Kota Perjuangan


Kota Bekasi, merupakan kota besar kelima yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak di sebelah timur Jakarta; berbatasan dengan Jakarta Timur di barat, Kabupaten Bekasi di utara dan timur, Kabupaten Bogor di selatan, serta Kota Depok di sebelah barat daya. Bekasi merupakan salah satu kota penyangga di wilayah megapolitan Jabotabek selain Tangerang, Tangerang Selatan, Bogor, Depok, dan Cikarang; serta menjadi tempat tinggal para komuter yang bekerja di Jakarta. Oleh karena itu, ekonomi Kota Bekasi sangat berhubungan erat dengan kota-kota di wilayah Jabotabek. Kota Bekasi terdiri atas 12 kecamatan, yang dibagi lagi atas 56 kelurahan.

Sejak zaman kolonial Belanda, Bekasi merupakan wilayah kabupaten yang berkedudukan di Jatinegara. Setelah kemerdekaan status ini dikukuhkan dengan UU Nomor 14 Tahun 1950 mengenai pembentukan Kabupaten Bekasi, dengan wilayah yang terdiri dari empat kewedanaan, 13 kecamatan dan 95 desa. Pada tahun 1960 kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke kota Bekasi (Jl. Ir. H Juanda), yang kemudian pada tahun 1982 gedung perkantoran Pemda Kabupaten Bekasi kembali dipindahkan ke Jl. Ahmad Yani, Bekasi.

Pesatnya perkembangan kecamatan Bekasi menuntut dimekarkannya kecamatan Bekasi menjadi Kota Administratif Bekasi pada tahun 1982 yang terdiri atas empat kecamatan yaitu kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, dan Bekasi Utara, yang seluruhnya meliputi 18 Kelurahan dan 8 desa. Pada perkembangannya Kota Administratif Bekasi terus bergerak dengan cepat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan roda perekonomian yang semakin bergairah. Sehingga status Kota Administratif Bekasi pun kembali ditingkatkan menjadi Kotamadya (sekarang "kota") pada tahun 1996.

Pada awalnya perekonomian Bekasi hanya berkembang di sepanjang Jl. Ir H. Juanda yang membujur sepanjang 3 km dari Alun-alun kota hingga terminal Bekasi. Di jalan ini terdapat Pusat Pertokoan Bekasi yang dibangun pada tahun 1978, serta beberapa departemen store dan bioskop. Sejak tahun 1993, pusat perekonomian bergeser ke sepanjang Jl. Ahmad Yani dengan dibangunnya beberapa mal serta sentra niaga. Kini pusat perekonomian telah berkembang hingga Jl. K.H Noer Ali (Kalimalang), Kranji, dan Harapan Indah. (BekasiMegapolitanNews/wikipedia)

Megapolitan News…